Contoh Makalah Tokoh Seniman
Pengertian Seni
rupa modern adalah seni rupa yang tidak terbatas pada kebudayaan suatu adat
atau daerah, namun tetap berdasarkan sebuah filosofi dan aliran-aliran seni
rupa.
Contoh Seniman :
- Raden
Saleh Syarif Bustaman
- Mooi
Indi
- Persagi
- Affandi
- Ahmad
Sadali
B. Ciri-ciri dan
Unsur Modernisme (Desain dan Seni Rupa)
1. Ciri-ciri seni
modern (Desain dan Seni Rupa)
- Minimalis
- Rasionalitas/Rationality
- Dominant
bentuk-bentuk geometris
- Tidak
ada unsur ornament
- Univeesal
- Fungsionalitas
diprioritaskan
- Orisinalitas/kemurnian/purity
- Penguatan
dalam konsep
- Kreativitas
- Memutus
hubungan dengan sejarah
2. Unsur-unsur
Modernisme
- Eksperimen
- Pembaruan
(Inovation)
- Kebaruan
(Novelty)
- Orisinalitas
C. Fungsi dan Tujuan Seni Modern
1. Memberi warna baru terhadap kebutuhan manusia baik secara fisik maupun psikis
1. Memberi warna baru terhadap kebutuhan manusia baik secara fisik maupun psikis
- Fisik
:
Munculnya
bentuk-bentuk desain arsitektur yang baru dan desain-desain lainnya
seperti alat-alat transportasi, fashion dll
- Psikis:
Mengurangi
kejenuhan penikmat karya seni, karena muncul berbagai aliran baru seperti
pada seni lukis dan cabang seni lainnya.
2. Meningkatkan popularitas para seniman, karena seni modern selalu menyertakan nama
senimannya pada setiap karya yang diciptakan.
3. Memberikan kemudahan masyarakat, karena banyak penemuan-penemuan baru dari
hasil
eksperimen para seniman modern.
Seniman seni rupa modern Indonesia :
I.Raden Saleh (1807 – 1880).
Nama
lengkap Raden Saleh yaitu Raden Saleh Syarif Bustaman. Beliau merupakan salah
satu seniman modern Indonesia, seni rupa karyanya adalah berupa lukisan.
Beliau pernah belajar seni lukis di Belanda. Melihat lukisan Raden Saleh,
masyarakat Belanda terperangah. Raden Saleh merupakan seorang pelukis
muda yangdapat menguasai teknik dan menangkap watak seni lukis
Barat. Oleh karena itu , melihat lukisan Raden Saleh, masyarakat Belanda
terperangah. Lukisan-lukisannya yang dibuat Raden
Saleh menampilkan ekspresi, ini adalah bukti bahwa Raden
Salehadalah seorang romantisis.
CONTOH LUKISAN RADEN SALEH : “ BADAI
“
Lukisan
Raden Saleh yang berjudul “Badai” ini merupakan ungkapan khas karya yang
beraliran Romatisme. Dalam aliran ini seniman sebenarnya ingin mengungkapkan
gejolak jiwanya yang terombang-ambing antara keinginan menghayati dan
menyatakan dunia (imajinasi) ideal dan dunia nyata yang rumit dan
terpecah-pecah. Dari petualangan penghayatan itu, seniman cenderung
mengungkapkan hal-hal yang dramatis, emosional, misterius, dan imajiner. Namun
demikian para seniman romantisme sering kali berkarya berdasarkan pada
kenyataan aktual.
Dalam
lukisan “Badai” ini, dapat dilihat bagaimana Raden Saleh mengungkapkan
perjuangan yang dramatis dua buah kapal dalam hempasan badai dahsyat di tengah
lautan. Suasana tampak lebih menekan oleh kegelapan awan tebal dan terkaman
ombak-ombak tinggi yang menghancurkan salah satu kapal. Dari sudut atas
secercah sinar matahari yang memantul ke gulungan ombak, lebih memberikan
tekanan suasana yang dramatis.
Walaupun
Raden Saleh berada dalam bingkai romantisisme, tetapi tema-tema lukisannya kaya
variasi, dramatis dan mempunyai élan vital yang tinggi.
Karya-karya Raden Saleh tidak hanya sebatas pemandangan alam, tetapi juga
kehidupan manusia dan binatang yang bergulat dalam tragedi. Sebagai contoh
adalah lukisan “Een Boschbrand” (Kebakaran Hutan), dan “Een
Overstrooming op Java” (Banjir di Jawa), “Een Jagt op Java” (Berburu
di Jawa) atau pada “Gevangenneming van Diponegoro” (Penangkapan
Diponegoro). Walaupun Raden Saleh belum sadar berjuang menciptakan seni lukis
Indonesia, tetapi dorongan hidup yang diungkapkan tema-temanya sangat
inspiratif bagi seluruh lapisan masyarakat, lebih-lebih kaum terpelajar pribumi
yang sedang bangkit nasionalismenya.
Noto
Soeroto dalam tulisannya “Bi het100” Geboortejaar van Raden
Saleh(Peringatan ke 100 tahun kelahiran Raden Saleh), tahu 1913,
mengungkapkan bahwa dalam masa kebangkitan nasional, orang Jawa didorong untuk
mengerahkan kemampuannya sendiri. Akan tetapi, titik terang dalam bidang kebudayaan (kesenian) tak banyak
dijumpai. Untuk itu, keberhasilan Raden Saleh diharapkan dapat membangkitkan
perhatian orang Jawa pada kesenian nasional.
2. Mooi
Indie
Seni Lukis Masa Mooi Indie ( Hindia Molek)
Penjelasan seni lukis karya Mooi
Indie diatas :
A. Pengertian :
Mazhab atau cara pandang kolonialisme Belanda atas negeri jajahannya
yaitu Hindia Belanda ( Indonesia ) yang diasumsikan sebagai alam pedesaan
yang damai, adem ayem dan harmonis.
B. Latar Belakang.
1. Munculnya usaha dari pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk
menciptakan Hindia Belanda yang adem ayem tanpa pemberontakan.
2. Adanya pengaruh penelitian Wallace yang mengatakan nusantara adalah
negeri yang tidak cepat berubah.
3. Ketertarikan seniman-seniman eropa pada keindahan alam Indonesia.
4. Adanya usaha dari pemerintah Hindia Belanda dan pelukis-pelukis asing
untuk mengeksploitasi keindahan alam nusantara untuk dijual kepada para
turis.
C. Tema Seni Lukis Mooi Indie
1. Lanskap / Pemandangan Alam.
D. Ciri-ciri Seni Lukis Mooi Indie
1. Objek lukisan didominasi oleh unsur gunung, sawah, dan pepohonan, kadang
juga air.
2. Cahaya dan warna-warni alam dilukis / digambarkan semirip aslinya.
3. Suasana keindahan alam dilebih-lebihkan.
E. Tokoh-tokoh Pelukis Mooi Indie
1. A AJ Payen.
2. Arie Smith.
3. Raden Saleh
4. Van Dick.
5. R. Abdullah Suryosubroto
6. Mas Pirngadi.
7. Wakidi.
F. Pengaruh Mooi Indie
1. Melahirkan seniman-seniman bercorak naturalis dan realis, seperti :
a. R. Basuki Abdullah
b. RM Sayid
2. Melahirkan corak lukisan Sokaraja Banyumas.
3. Memperkaya corak seni lukis Bali.
4. Menimbulkan penentangan terhadap Mooi Indie yang di pelopori oleh
S.Sudjojono yang pada akhirnya melahirkan PERSAGI ( Persatuan Ahli gambar
Indonesia ).
3. PERSAGI
Masa
Cita Nasional Bangkitanya kesadaran nasionalyang dipelopori oleh Boedi
Oetomo pada Th.1908. Seniman S. Sudjojono, Surono, Abd. Salam, Agus Djajasumita
medirikan PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia).Perkumpulan pertama di
Jakarta ini, berupaya mengimbangi lembaga kesenian asing Kunstring yang mampu
menghimpun lukisan-lukisan bercorak modern. PERSAGI berupaya mencari dan
menggali nilai-nilai yang mencerminkan kepribadian Indonesia yang
sebenarnya.Karya-karya seni lukis masa PERSAGI antara lain :
a.) Agus
Djajasumita : Barata Yudha, Arjuna Wiwaha, Nirwana, Dalam Taman Nirwana
b.) S.
Sudjojono: Djongkatan, Didepan Kelambu Terbuka, Mainan, Cap Go meh.
c.) Otto
Djaya: Penggodaan, Wanita Impian
Hasil karya mereka mencerminkan :
d.) Mementingkan
nilai-nilai psikologis;
e.) Tema
perjuangan rakyat ;
f.) Tidak
terikat kepada obyek alam yang nyata;
g.) Memiliki
kepribadian Indonesia ;
h.) Didasari
oleh semangat dan keberanian;
tinjauan seni
rupa indonesia
4. Affandi
Affandi
dilahirkan di Cirebon pada tahun 1907, putra dari R. Koesoema, seorang
mantri ukur di pabrik gula di Ciledug, Cirebon. Dari segi pendidikan, ia termasuk
seorang yang memiliki pendidikan formal yang cukup tinggi. Bagi orang-orang
segenerasinya, memperoleh pendidikan HIS, MULO, dan selanjutnya tamat dari AMS, termasuk pendidikan yang hanya
diperoleh oleh segelintir anak negeri.
Namun,
bakat seni lukisnya yang sangat kental mengalahkan disiplin ilmu lain dalam
kehidupannya, dan memang telah menjadikan namanya tenar sama dengan tokoh atau
pemuka bidang lainnya.
Semasa
hidupnya, ia telah menghasilkan lebih dari 2.000 karya lukis. Karya-karyanya
yang dipamerkan ke berbagai negara di dunia, baik di Asia, Eropa, Amerika
maupun Australia selalu memukau pecinta seni lukis dunia. Pelukis yang meraih
gelar Doktor Honoris Causa dari University of Singapore tahun 1974 ini dalam
mengerjakan lukisannya, lebih sering menumpahkan langsung cairan cat dari
tube-nya kemudian menyapu cat itu dengan jari-jarinya, bermain dan mengolah
warna untuk mengekspresikan apa yang ia lihat dan rasakan tentang sesuatu.
Dalam
perjalanannya berkarya, pemegang gelar Doctor Honoris Causa dari University of
Singapore tahun 1974, ini dikenal sebagai seorang pelukis yang menganut aliran
ekspresionisme atau abstrak. Sehingga seringkali lukisannya sangat sulit
dimengerti oleh orang lain terutama oleh orang yang awam tentang dunia seni
lukis jika tanpa penjelasannya. Namun bagi pecinta lukisan hal demikianlah yang
menambah daya tariknya.
Kesederhanaan
cara berpikirnya terlihat saat suatu kali, Affandi merasa bingung sendiri
ketika kritisi Barat menanyakan konsep dan teori lukisannya. Oleh para kritisi
Barat, lukisan Affandi dianggap memberikan corak baru aliran ekspresionisme.
Kopi dari lukisan diri yang dibuat
oleh pelukis Affandi sendiri.
Saat ini,
terdapat sekitar 1.000-an lebih lukisan di Museum Affandi, dan 300-an di antaranya adalah
karya Affandi. Lukisan-lukisan Affandi yang dipajang di galeri I adalah karya
restropektif yang punya nilai kesejarahan mulai dari awal kariernya hingga
selesai, sehingga tidak dijual.
Sedangkan
galeri II adalah lukisan teman-teman Affandi, baik yang masih hidup maupun yang
sudah meninggal seperti Basuki Abdullah, Popo
Iskandar, Hendra, Rusli,Fajar
Sidik,
dan lain-lain. Adapun galeri III berisi lukisan-lukisan keluarga Affandi.
Di dalam
galeri III yang selesai dibangun tahun 1997, saat ini terpajang lukisan-lukisan
terbaru Kartika Affandi yang dibuat pada tahun 1999.
Lukisan itu antara lain "Apa yang Harus Kuperbuat" (Januari 99),
"Apa Salahku? Mengapa ini Harus Terjadi" (Februari 99), "Tidak
Adil" (Juni 99), "Kembali Pada Realita Kehidupan, Semuanya Kuserahkan
KepadaNya" (Juli 99), dan lain-lain. Ada pula lukisan Maryati, Rukmini
Yusuf, serta Juki Affandi.
5. Achmad Sadali (1924
-1987)
Dilahirkan
di Garut Wetan, 29 Juli 1924. Ia menempuh pendidikan seni rupa di ITB, di bawah
bimbingan Ries Mulder. Ia kemudian memperoleh beasiswa dari Rockefeller
Foundation untuk belajar ke Amerika Serikat.
Lukisan
Achmad Sadali, “Gunungan Emas”, 1980 ini merupakan salah satu ungkapan
yang mewakili pencapaian nilai religiusitasnya. Sebagai pelukis abstrak murni
Sadali memang telah lepas dari representasi bentuk-bentuk alam. Namun demikian,
dalam bahasa visual semua bentuk yang dihadirkan seniman dapat dibaca dengan
berbagai tingkatan penafsiran. Dalam usian peradaban yang ada, manusia telah
terbangun bawah sadarnya oleh tanda-tanda yang secara universal bisa
membangkitkan spirit tertentu. Warna-warna berat, noktah dan lubang, serta
guratan-guratan pada bidang bisa mengingatkan pada citra misteri, arhaik, dan
kefanaan. Tanda segi tiga, konstruksi piramida memberikan citra tentang
religisitas. Lebih jauh lagi lelehan emas dan guratan-guratan kaligrafi Al
Qur’an dapat memancarkan spiritualitas islami. Semua tanda-tanda tersebut hadir
dalam lukisan-lukisan Sadali, sehingga ekspresi yang muncul adalah kristalisasi
perenungan nilai-nilai religius, misteri dan kefanaan.
0 comments:
Post a Comment